Para Penyelamat Feri Sewol Disemayamkan

feri Sewol

Keluarga dari korban kapal feri Sewol duduk menunggu proses evakuasi di pelabuhan Jindo

Sementara 20 anggota awak yang bertanggung jawab atas operasi di kapal feri semua selamat, ada empat awak kapal feri Sewol rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan penumpang.
Kru pertama ialah awak kapal berusia 44 tahun, Yang Dae-Hong. Pada hari rabu pukul 10 pagi, tepat 90 menit sebelum kapal terguling dan tenggelam, ia menelpon istrinya untuk terakhir kali.
“Kapal ini miring sekarang,  gunakan uang di bank untuk biaya sekolah,” katanya kepada Ahn So-hyun, istrinya. “Apa yang terjadi?” jawab istrinya bingung. “Saya tidak bisa bicara lama sekarang, saya harus keluar dan membantu anak-anak”.
Ini adalah kata-kata terakhirnya, menurut istri dan saudaranya yang tampil di hadapan wartawan di kota Mokpo untuk meminta maaf kepada kerabat ratusan penumpang kapal feri Sewol. Menanggapi kritik bahwa awak feri telah meninggalkan kapal sebelum penumpang, Nyonya Ahn mengatakan “Suami saya tidak memiliki rencana untuk meninggalkan kapal terlebih dahulu. Kami turut berduka cita untuk orang-orang yang telah kehilangan orang yang mereka cintai.”
Yang Dae-Hong bukan satu-satunya anggota kru yang tewas saat mencoba menyelamatkan orang lain. Park Jee Young juga merupakan pahlawan bagi korban selamat kapal feri Sewol. Gadis berusia 25 tahun ini membantu 20 siswa dari SMA Danwon saat kapal sedang miring 45 derajat.

feri Sewol 1

Persemayaman terakhir Park Jee Young

“Saya bertanya mengapa dia tidak mengenakan jaket pelampung dan dia bilang akan baik-baik saja dan akan pergi setelah kita semua,” kata salah seorang siswa yang tidak disebutkan namanya kepada media Korea Selatan. Ketika air mulai naik, dia mengatakan kepada para siswa untuk mengabaikan perintah untuk tetap tinggal dan melompat dari kapal. “Pergi ke lantai empat,” desaknya. Tubuhnya ditemukan pada hari pertama proses pencarian korban.

Pada hari persemayaman Park Jee Young, seorang pria dengan luka terbebat di kepalanya muncul di ruang persemayamannya. Ketika kerabat menanyakan apa hubungan lelaki itu dengan Park Jee Young, lelaki tersebut menjawab bahwa dia merupakan salah satu korban luka dari kapal feri dan dia berutang nyawa pada gadis tersebut karena telah memberinya handuk untuk menghentikan pendarahan luka di kepalanya dan membantu dia keluar dari kapal ketika air terus masuk ke dalam kapal.

Selain itu, muncul pula petisi online yang mendesak pemerintah untuk memberikan penghargaan Good Samaritan pada Park Jee Young, penghargaan untuk para pahlawan terkait pengorbanan saat memberikan pertolongan bagi orang lain.

Keluarga Park bercerita bahwa gadis ini dahulu belajar di perguruan tinggi. Namun, dia merasa bertanggung jawab atas keluarganya setelah sang ayah meninggal dua tahun lalu. Maka, dia keluar dari perguruan tinggi dan bergabung ke perusahaan kapal feri tersebut pada tahun 2012.  Baru enam bulan lalu ia dipindahkan menjadi awak kapal Sewol karena kinerjanya yang bagus.

Kim Gee-wong, yang telah membantu mengatur kembang api bagi siswa untuk merayakan liburan mereka ketika mereka meninggalkan pelabuhan di Incheon pada Selasa (15/4/2014)  malam, meninggal bersama pacarnya, Jeong Hyun-seon, yang bekerja di kafetaria bersama dengan Park Jee Young. Pasangan yang telah membina hubungan selama empat tahun ini sebenarnya sudah berencana untuk menikah tahun ini. 

Picts: CNN | The Telegraph