Pengelolaan Hutan di Korea Selatan Patut Ditiru Negara ASEAN

hutan-rakyat-ilustrasi-_120606201103-599

ASEAN – Republik of Korea Forestry Cooperation (AFoCO) menilai upaya rehabilitasi dan pengelolaan hutan yang dilakukan Indonesia dan negara-negara ASEAN bisa mencontoh Republik Korea Selatan. Direktur Eksekutif AFoCO, Hadisusanto Pasaribu, di Jakarta, Rabu (7/5) mengatakan berbekal semangat saemaul undong, negeri Ginseng itu berhasil mengubah bentang alamnya yang gersang di tahun 1950-an menjadi hijau sembari mendongkrak perekonomiannya.

Menurut dia, semangat saemaul undong mengajak masyarakat di pedesaan untuk rajin, mandiri, dan bekerjasama untuk mencapai kesejahteraan, termasuk melakukan rehabilitasi lahan kritis. “Sukses Korea yang berhasil merehabilitasi negaranya dalam 30 tahun bisa menjadi inspirasi untuk Indonesia dan negara ASEAN lainnya,” katanya.

Saemaul undong diperkenalkan oleh Presiden Korea Park Chung Hee tahun 1972. Kala itu Korea termasuk negara yang lebih miskin dari Indonesia. Namun kini Korea telah menjadi salah satu negara paling maju di dunia. “Yang terpenting adalah kepemimpinan untuk mengajak komunitas maju. Termasuk dalam pemanfaatan lahan yang tadinya kritis dan terlantar bisa dimanfatkan untuk kesejahteraan,” kata Hadi.

Menurut pusat penelitian kehutanan internasional (Cifor), pertumbuhan ekonomi di negara ASEAN saat ini termasuk yang paling bagus, namun sayangnya sebagian besar dilakukan dengan mengorbankan sumber daya alam, termasuk hutan. Setiap bulan, Asia Tenggara kehilangan wilayah hutan yang luasnya setara tiga kali luas kota Jakarta. Namun seiring dengan menipisnya modal alam, kuatnya dampak perubahan iklim, dan pertambahan populasi, berbagai negara kini mulai mencari upaya alternatif untuk melindungi dan melestarikan hutan.